Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Why are the students staying outside their classroom

Pertanyaan

Mr.smith : why are the students staying outside ?

mr.derreck : their classroom.....

A. is being cleaned

B. Being Cleaned

C. Was Cleaned

D. Is Cleaning

E. Cleans


Jawaban : A. is being cleaned





Memahami Passive Voice dalam Bahasa Indonesia

Hello, Sobat edukuiz! Apakah Anda pernah mendengar tentang passive voice? Ya, passive voice merupakan sebuah konsep dalam tata bahasa yang seringkali menjadi perbincangan menarik, terutama bagi mereka yang tengah belajar bahasa. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara santai apa itu passive voice dan bagaimana cara menggunakannya dalam bahasa Indonesia.

Apa Itu Passive Voice?

Passive voice merupakan suatu bentuk kalimat dimana subjek kalimat menerima aksi, bukan melakukan aksi. Tidak seperti active voice yang fokus terhadap pihak yang melakukan aksi (doer of action), bentuk ini lebih berfokus kepada pihak atau objek yang menerima hasil dari suatu aksi tersebut (receiver of action).

Rumus Kalimat Pasif (Passive Voice)

Untuk menggunakan passive voice, kita perlu memahami rumusnya. Berikut adalah rumus-rumus passive voice beserta tenses yang sesuai:

  • Simple present: subject + is/am/are + Verb 3
  • Present continuous: subject + is/am/are + being + Verb 3
  • Present perfect: subject + have/has been + Verb 3
  • Simple past: subject + was/were + Verb 3
  • Past continuous: subject + was/were + being + Verb 3
  • Past perfect: subject + had been + Verb 3
  • Simple future: subject + will be + Verb 3
  • Be going to: subject + is/am/are + going to + be + Verb 3
  • Future continuous: subject + will + be + being + Verb 3
  • Future perfect: subject + will have been + Verb 3
  • Modal: Subject + modal + be + Verb 3



Langkah-langkah Membentuk Kalimat Pasif dari Kalimat Aktif

Berikut adalah langkah-langkah sederhana untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif:

  1. Pilih objek penderita dari kalimat aktif itu.
  2. Buatlah objek tersebut menjadi subjek dari kalimat pasifnya.
  3. Perhatikan bentuk tensesnya, subjeknya tunggal atau jamak karena tenses yang digunakan harus sama.
  4. Bentuklah predikatnya dengan to be + Verb 3.

Contoh Penggunaan Passive Voice dalam Bahasa Indonesia

Sebagai contoh, kita ambil kalimat aktif "Orang-orang memuji karyanya" dan ubah menjadi passive voice. Objek penderita dari kalimat aktif ini adalah "karyanya". Maka, kita ubah menjadi "Karyanya dipuji oleh orang-orang." Dalam kalimat pasif, "karyanya" menjadi subjek dan "dipuji" merupakan bentuk pasif dari kata kerja "memuji".

Memahami Perbedaan Antara Active Voice dan Passive Voice

Sebelum kita melangkah lebih jauh, penting untuk memahami perbedaan antara active voice dan passive voice. Dalam active voice, subjek kalimat melakukan aksi, sedangkan dalam passive voice, subjek kalimat menerima aksi. Perbedaan ini memengaruhi cara kita menyusun kalimat dan menekankan elemen yang berbeda dalam sebuah percakapan atau tulisan.

Active voice seringkali digunakan untuk menekankan si pelaku atau doer of action dalam suatu situasi. Contohnya, dalam kalimat "Dia menulis surat", fokus utama adalah pada "dia" yang melakukan aksi menulis. Namun, dalam passive voice, perhatian lebih difokuskan pada objek atau penerima aksi. Misalnya, "Surat ditulis oleh dia" menyoroti surat sebagai objek yang menerima aksi menulis.

Dalam bahasa Indonesia, penggunaan passive voice seringkali memberikan kesan formal atau mengurangi kejelasan dalam kalimat. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang kapan dan bagaimana menggunakan passive voice sangatlah penting.

Penggunaan Passive Voice dalam Karya Sastra

Passive voice juga sering digunakan dalam karya sastra untuk memberikan nuansa tertentu atau menekankan aspek-aspek tertentu dari cerita. Penggunaan yang tepat dari passive voice dapat memberikan kedalaman pada karakter atau menyoroti peristiwa penting dalam plot.

Sebagai contoh, dalam sebuah novel, penggunaan passive voice dapat membantu menciptakan atmosfer misterius atau menyoroti perasaan karakter yang tenggelam dalam pikiran mereka sendiri. Kalimat-kalimat pasif dapat memberikan kesan lambat atau menyeret, menambah ketegangan dalam cerita.

Pengarang sering menggunakan passive voice untuk menyembunyikan atau menunda pengungkapan informasi penting dalam cerita. Hal ini dapat menciptakan ketegangan dan meningkatkan minat pembaca untuk terus membaca dan menemukan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Menyampaikan Informasi Tanpa Menunjukkan Pelaku

Salah satu kegunaan utama passive voice adalah untuk menyampaikan informasi tanpa menunjukkan siapa yang melakukan aksi. Hal ini berguna dalam situasi di mana pelaku tidak diketahui, tidak penting, atau sengaja disembunyikan.

Contohnya, dalam berita, seringkali kalimat-kalimat pasif digunakan untuk memberitakan kejadian tanpa menyalahkan atau menuduh pihak tertentu secara langsung. Misalnya, "Buku dicuri dari perpustakaan" tidak menunjukkan siapa pelakunya, hanya fokus pada apa yang terjadi.

Dalam situasi formal seperti laporan ilmiah atau dokumen resmi, passive voice juga sering digunakan untuk menunjukkan objektivitas dan menghindari penekanan terlalu banyak pada individu atau kelompok tertentu.

Passive Voice dalam Komunikasi Bisnis

Di dunia bisnis, penggunaan passive voice bisa memberikan kesan formal dan diplomatis dalam komunikasi tertulis. Misalnya, dalam email resmi atau laporan bisnis, penggunaan kalimat pasif seringkali digunakan untuk menekankan objektivitas dan profesionalitas.

Ketika memberikan umpan balik atau menyampaikan instruksi, penggunaan passive voice dapat membantu mengurangi kesan menyalahkan atau menuduh, sehingga menjaga hubungan profesional antara pihak-pihak yang terlibat. Contohnya, "Kesalahan telah terjadi" lebih netral daripada "Anda melakukan kesalahan", yang mungkin lebih menyerang secara personal.

Penggunaan passive voice juga dapat membantu dalam menyampaikan informasi yang sensitif atau tidak menyenangkan secara lebih halus. Misalnya, dalam pengumuman perusahaan tentang pemotongan biaya atau restrukturisasi, penggunaan kalimat pasif dapat membantu mengurangi dampak emosional yang mungkin ditimbulkan.

Peran Passive Voice dalam Pendidikan

Dalam konteks pendidikan, passive voice sering digunakan untuk menekankan objek atau materi pembelajaran daripada fokus pada siswa atau guru secara langsung. Misalnya, dalam buku teks atau materi pembelajaran online, kalimat pasif dapat digunakan untuk menjelaskan konsep atau teori tanpa menekankan siapa yang menciptakannya.

Passive voice juga dapat membantu menyampaikan informasi dengan cara yang lebih netral dan obyektif, tanpa menambahkan opini atau sudut pandang subjektif. Ini penting terutama dalam konteks pendidikan di mana penting untuk menjaga kesan netralitas dan keadilan dalam penyampaian materi pembelajaran.

Penggunaan Passive Voice dalam Penulisan Akademik

Dalam penulisan akademik, penggunaan passive voice seringkali dianggap lebih formal dan objektif. Ini karena penelitian ilmiah sering menekankan pada data dan hasil, bukan individu yang melakukan penelitian.

Dalam laporan penelitian, artikel jurnal, atau tesis, kalimat pasif dapat membantu mengalihkan fokus dari penulis kepada temuan atau hasil penelitian itu sendiri. Ini membantu membawa kesan profesionalisme dan objektivitas dalam penulisan akademik.

Namun, penggunaan passive voice dalam penulisan akademik juga perlu diperhatikan dengan hati-hati. Terlalu banyak penggunaan passive voice bisa membuat teks terkesan membosankan atau sulit dipahami. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara passive voice dan active voice dalam penulisan akademik.

Memahami Kapan Menggunakan Passive Voice

Secara umum, penggunaan passive voice bergantung pada konteks dan tujuan komunikasi. Saat menulis, pertimbangkan situasi dan audiens yang akan membaca teks Anda. Jika tujuannya adalah untuk memberikan kesan formal, objektif, atau diplomatis, maka penggunaan passive voice bisa menjadi pilihan yang tepat.

Namun, jika Anda ingin menekankan aksi yang dilakukan oleh pelaku atau menyoroti peran individu dalam suatu situasi, maka active voice mungkin lebih sesuai. Penting untuk memahami kelebihan dan kelemahan dari masing-masing bentuk ini dalam konteks tertentu.

Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya!

Posting Komentar untuk "Why are the students staying outside their classroom"