Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Upacara adat riau

Upacara Adat Khas Riau

Hello, Sobat edukuiz! Riau, sebuah provinsi yang kaya akan budaya, juga dikenal dengan beragam upacara adat yang mempesona. Setiap upacara memiliki makna dan keunikan tersendiri, menjadi bagian penting dari warisan budaya yang harus dilestarikan. Mari kita telusuri beberapa di antaranya.

1. Upacara Tepuk Tepung Tawar

Banyak upacara adat di Indonesia yang bertujuan untuk mensyukuri nikmat dan pencapaian. Dalam upacara adat Riau, upacara adat dengan tujuan tersebut dikenal dengan upacara Tepuk Tepung Tawar. Percaya atau tidak, upacara ini sudah dilakukan sejak zaman kerajaan.

Masyarakat akan melaksanakan upacara Tepuk Tepung Tawar untuk merayakan pencapaian atau mensyukuri rezeki yang telah mereka dapatkan, seperti halnya pernikahan, khitan anak laki-laki, bahkan hingga membeli rumah baru, membeli tanah, dan lain-lain. Setiap kesuksesan yang tidak diiringi dengan upacara Tepuk Tepung Tawar dianggap tidak afdhal.

Ada beberapa tahapan untuk melaksanakan upacara Tepuk Tepung Tawar. Pertama, menyediakan daun perenjis yang dicelupkan pada bedak, jeruk, dan bunga mawar. Daun kemudian direnjis pada kedua punggung tangan.




Selanjutnya, penepuk tepung tawar harus mengambil beras kunyit, bunga rampai, bertih, dan basuh untuk ditaburkan pada orang yang ditepungtawari. Lalu, penepuk akan merenjis air percung dan mengoleskan inai pada tangan kanan dan kiri. Penepuk tepung tawar lalu mengakhirinya dengan mengangkat tangan seperti mengucapkan salam.

Jumlah penepuk tepung tawar haruslah dalam jumlah yang ganjil, dimulai dari 3 dan selanjutnya. Sampai saat ini, masyarakat Riau masih melakukan upacara Tepuk Tepung Mawar, hanya saja prosesnya mungkin tidak sama dengan zaman dahulu.

2. Upacara Balimau Kasai

Penyambutan bulan suci Ramadhan memang selalu ramai dan meriah. Begitu juga dengan di Kepulauan Riau. Ada upacara adat Riau yang dimaksudkan untuk menyambut bulan Ramadhan. Biasanya, masyarakat menggelarnya satu hari sebelum puasa, sebagai bentuk kebahagiaan mereka dalam memasuki bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah.

Balimau Kasai sebetulnya adalah penyebutan dari daerah Kabupaten Kampar. Upacara serupa juga ada di daerah lain, namun disebut dengan nama yang berbeda. Misalnya saja, warga di sekitar Indragiri Hulu hanya menyebutnya dengan upacara Balimau.

Upacara Balimau Kasai juga dipercaya sebagai bentuk pembersihan diri, karena prosesnya adalah dengan memandikan diri menggunakan air yang dicampur dengan limau. Masyarakat akan masuk ke dalam sungai dan membersihkan dirinya dengan limau bersama-sama.

Jika ingin lebih menyeluruh, sebetulnya upacara Balimau Kasai ini memiliki beberapa tahapan. Ada beberapa alat dan bahan yang harus disiapkan oleh pemimpin upacara Balimau Kasai, seperti berbagai macam rempah-rempah. Sebelum berangkat ke sungai pun, mereka biasanya berziarah ke makam tokoh dari masyarakat setempat.

Keesokan harinya, mereka berangkat ke sungai dan meminum ramuan dari pemimpin upacara yang terdiri dari air dan rempah-rempah, kemudian menyiramkan air tersebut pada warga. Adapun pemimpin upacara ini biasanya 5 orang dan mereka harus memakai baju berwarna hitam, kuning, abu-abu, merah, dan hijau.

3. Upacara Belian

Salah satu upacara adat Riau yang unik adalah upacara Belian. Upacara ini dilaksanakan oleh Suku Petalangan ketika ada seseorang yang sakit, seorang ibu yang sulit melahirkan, seseorang yang terkena musibah digigit binatang buas, dan bahkan juga datangnya wabah penyakit.

Belian juga berarti persembahan, menyimbolkan bahwa Suku Petalangan mengadakan upacara Belian ini sebagai persembahan kepada Tuhan, agar Tuhan menghapuskan kesusahan mereka. Upacara Belian akan dipimpin oleh seorang dukun pada malam hari, yang akan membacakan mantra-mantra yang dipercaya dapat memanggil roh.

Biasanya, upacara adat Belian dilakukan di rumah orang yang sakit, dengan didatangi oleh keluarga dan sanak saudara dari orang yang sedang sakit tersebut. Tapi, ada kalanya juga upacara Belian dilakukan di sebuah tempat yang besar, dimana orang-orang dapat dengan mudah berkumpul.

Ada dua macam upacara Belian. Pertama, belian kocik atau belian biaso (belian kecil atau biasa). Jika sudah melaksanakan belian kocik namun tidak terlihat ada perubahan dengan kondisinya, maka dilakukanlah belian bose atau belian polas (belian besar atau khusus).

4. Upacara Menyemah Laut

Upacara Menyemah Laut terbilang cukup mistis. Pasalnya, upacara ini adalah bentuk upaya agar terhindar dari makhluk-makhluk halus yang tinggal di laut. Makhluk halus pertama adalah Raja Nuh yang tinggal di tengah laut, Tuk Putih yang berada di sekitar pantai, serta Yuk Jate Raje Kecil, pembantu dari Raja Nuh dan Tuk Putih.

Menyemah Laut masih sering dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Mereka melakukannya untuk meminta keselamatan. Mereka juga percaya bahwa upacara Menyemah Laut dapat menyembuhkan dari penyakit yang berasal dari gangguan makhluk-makhluk halus yang sudah disebutkan tadi.

Mereka akan berlayar ke tengah laut dan menyebarkan sesajen yang telah disiapkan sebelumnya ke dalam laut sambil mengucapkan permintaan kepada para makhluk halus untuk memberikan mereka keselamatan.

Ritual ini juga diiringi oleh lagu dari alat-alat musik tradisional serta pembacaan mantra-mantra. Upacara Menyemah Laut sangat menarik untuk disaksikan, terlebih karena mereka juga menampilkan kesenian. Selain seni musik yang mengiringi pembacaan mantra-mantra, ada juga seni bela diri khas Riau. Mereka percaya bahwa saat melakukan beladiri antara satu dan lainnya, makhluk halus kadang ikut serta dan merasuki salah satunya.

5. Upacara Pra Pernikahan Adat Riau

Upacara pernikahan di Indonesia sangat beragam. Jika kamu pernah mendatangi pernikahan adat Riau, kamu juga harus tahu bagaimana upacara pernikahan yang dilakukan sebelum kedua mempelai sah menjadi suami istri.

Ada 11 tahap pra pernikahan yang harus dilalui oleh para pengantin adat Riau. Berikut adalah 11 tahap tersebut:

  1. Merisik, yaitu ketika keluarga calon pengantin pria ‘menyelidiki’ calon pengantin wanita dan memberi penilaian akan kecocokan mereka berdua.
  2. Merasi, meramalkan kecocokan.
  3. Meminang,
  4. Mengantar Tanda, menghantarkan seserahan
  5. Mengantar Belanja, yaitu menghantarkan keperluan untuk pesta pernikahan
  6. Mengajak dan Menjemput, yaitu menentukan siapa yang akan mengajak dan menjemput
  7. Menggantung-Gantung, yaitu membuat pelaminan adat dan bersih-bersih rumah pengantin wanita.
  8. Berandam, yaitu membersihkan rambut-rambut halus pada kedua calon mempelai
  9. Lima Manis Lima Setawar, yaitu sebuah ritual berisi doa agar calon pasangan ini dikaruniai anak yang rupawan.
  10. Berinai, yaitu menghias kuku kaki dan tangan dengan inai untuk tolak bala.
  11. Khatam Quran, membaca Al Quran hingga selesai di depan pelaminan.

Kesimpulan

Riau memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, tercermin dari beragamnya upacara adat yang masih dilestarikan hingga saat ini. Setiap upacara memiliki nilai historis, spiritual, dan sosial yang dalam, memperkaya warisan budaya bangsa Indonesia. Dengan memahami dan memelihara upacara adat Riau, kita turut menjaga keberagaman dan kekayaan budaya bangsa, serta meningkatkan apresiasi terhadap nilai-nilai tradisional. Mari lestarikan budaya kita!

Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya, Sobat edukuiz!

Posting Komentar untuk "Upacara adat riau"