Unsur intrinsik novel ronggeng dukuh paruk
Pertanyaan
Unsur intrinsik novel ronggeng dukuh paruk
Jawaban :
Untuk Intrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk
Secara umum terdapat 7 unsur intrinsik dalam suatu cerita/novel
Tema
Tokoh & penokohan
Alur
Latar cerita
Sudut pandang
Gaya bahasa
Amanat
Pembahasan
Tema
Novel ini mengangkat tema perjuangan
Tokoh dan Penokohan
Srintil : memiliki watak Konyol dan kekanak-kanakan, “ tetapi Srintil tidak malas melakukan perbuatan yang lucu dimata orang-orang Dukuh Paruk”. Setia dan sabar “srintil setia menunggu kedatangan rasus kembali ke dukuh paruh”
Rasus: Berani “ketika perampok itu membelakangiku, aku berjalan hati-hati. Pembunuhan aku lakukan untuk pertama kali”. Suka berkhayal “penampilan srintil membantuku mewujudkan anganku tentang pribadi emak”
Warta: Berfikir rasional “ percuma, hanya sebatang linggis dapat menembus tanah sekeras ini, ujar Warta”. Jujur “ ya benar. Engkau cantik sekali sekarang, ujar Warta”
Darsun: Meremehkan “air? Ejek Darsun. Dimana kau dapat menemukan air?” . Pamrih “ah tidak, Potong Darsun. Kecuali engkau mau menari seperti ronggeng"
Sakarya: Percaya dengan hal mistis “sedikitpun Sakarya tidak ragu, Srintil telah kerasukan indang ronggeng”. pemikirannya belum maju, “tak seorangpun menyalahkan pikiran Sakarya. Dukuh Paruk hanya lengkap bila ada keramat Ki Secamenggala, cabul, sumpah serapah, dan ronggeng.
Kartareja: memiliki watak Licik “kartareja menipu sulam dan dower tentang siapa yang menang diantara mereka yang bisa mendapatkan malam bukak klambu”. dan juga Pemarah “emosi kartareja meluap ketika melihat sulam dan dower bertengkar dirumahnya”
Nyai Kartareja : Licik “memberikan minum pemabuk kepada sulam dan dower supaya bisa mengelabui mereka”. bersikap Tenang “nyai kartareja tetap tenang menghadapi sulam dan dower memperebutkan sayembara buka klambu”
Sakum: wataknya bertanggungjawab “ia berusaha menghidupi anak dan istrinya mesipun Cuma sebagai penabur gendang”. tidak mudah ditipu “meskipun dia buta, tetapi dia tidak bisa dibohongi orang lain”.
Dower: Pantang menyerah dan gigi berjuang “dia berusaha menawarkan ringgit perak dengan kerbau untuk bisa memenangkan sayembara bukak-klambu”. berwatak segala cara “dower mencuri kerbau bapaknya dari kandang demi diberikan kepada Kartareja sebagai syarat pemenang bukak-klambu”.
Sulam: berwatak Sombong “Sulam meremehkan dower yang Cuma membawa kerbau untuk upah bukak-klambu”. Mudah ditipu dan dipengaruhi “sulam tertipu dengan pembicarain Nyai Kartareja
Waras : Tidak gampang tertarik “waras tidak tertarik kepada tubuh cantik srintil". dan juga Penyayang binatang “waras lebih suka memandikan burung kesayangannya”
Goder : Mudah di bujuk “setelah srintil membelikan mainan untuknya, barulah goder kembali kepelukan srintil. penasaran “goder menanyakan kepada tampi tentang siapa sebenarya srintil itu”
Tampi : berwatak Suka berbagi “tampi mau berbagi goder kepada srintil” dan juga Jujur “tampi berkata jujur saat ditanya srintil “apakah tampi sudah mengajarkan goder untuk takut kepadanya?”
Pak bakar : berwatak Jahat “membakar pekuburan dukuh paruh untuk menghasut orang dukuh paruk” dan Tidak bertanggung jawab “dia yang membuat srintil,sakarya,dan kartareja masuk penjra tapi dia tidak berbuat apa-apa”.
Bajus : gampang berjanji “bajus berjanji untuk menikahi srintil kepada orang dukuh paruk” dan juga Egois “ bajus cuma memanfaatkan srintil untuk kepentingan pribadi”
Latar Tempat/Suasana/Waktu
Dukuh paruk “berderit baling-baling bambu yang dipasang anak gembala di tepian Dukuh Paruk”
Kebun “di tepi kampong, tiga anak bersusah payah mencabut sebatang singkong.”
Dibawah pohon nangka “ dipelataran yang membatu dibawah pohon nangka, srintil menari dan bertembang”
Rumah Nyai Kartareja “didalam rumah, Nyai Kartareja sedang menghias Srintil”.
Pasar dawuan “perkenalanku dengan pedagang singkong dipasar Dawuan memungkinkan aku mendapat upah”
Alur Cerita
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk ini menggunakan Alur Campuran sebagian besar menggunakan alur maju dan sesekali disertai flashback atau menceritakan masa lalu. Seperti cerita tempe bongkrek yang menimpa dukuh paruk dahulu ketika Srinti bayi.
Juga menggunakan alur klimaks, karena masalah yang dialami pemeran utama semakin memuncak dan tidak mengalami penyelesaian yang bahagia pada akir cerita.
Gaya bahasa
menggunakan majas simile / perumpamaan “tetapi Srintil tenang seperti awan putih bergerak di akhir musim kemarau”
Sudut Pandang
Novel ini menggunakan sudut pandangan orang pertama pelaku utama, karena memakai kata “aku”
dan sudut pandang pengganti orang ketiga karena adanya kata “dia, –nya, dan nama tokoh”
Amanat
Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja, melainkan dari hatinya.
Apa Itu Unsur Instrinsik Novel
Pengantar
Hello Sobat Edukuiz! Apakah kamu pernah bertanya-tanya apa yang membuat sebuah novel begitu menarik? Apakah itu hanya cerita yang menarik atau ada faktor lain yang membuat kita terpaku pada halaman-halaman sebuah novel? Nah, jawabannya mungkin terletak pada apa yang disebut sebagai unsur instrinsik novel. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi apa itu unsur instrinsik novel dan mengapa hal tersebut begitu penting dalam menghargai sebuah karya sastra.
Pengertian Unsur Instrinsik Novel
Sebelum kita melangkah lebih jauh, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan unsur instrinsik novel. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang melekat dalam sebuah karya sastra dan membentuk substansi atau isi dari karya tersebut. Dalam konteks novel, unsur instrinsik mencakup berbagai elemen seperti alur cerita, tokoh, setting, bahasa, dan tema. Semua unsur ini bekerja bersama untuk membentuk keseluruhan pengalaman membaca sebuah novel.
Alur Cerita
Salah satu unsur instrinsik yang paling mencolok dalam sebuah novel adalah alur cerita. Alur cerita merujuk pada urutan peristiwa yang mengarah pada perkembangan plot. Sebuah novel bisa memiliki alur cerita maju, mundur, atau bahkan campuran dari keduanya. Alur cerita yang baik akan memegang perhatian pembaca dan membuat mereka ingin terus membaca untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.
Tokoh
Tokoh adalah karakter-karakter yang mengisi cerita dalam sebuah novel. Mereka bisa menjadi protagonis (tokoh utama) atau antagonis (tokoh penentang). Tokoh-tokoh ini memiliki kepribadian, tujuan, konflik, dan perkembangan yang membuat mereka hidup di dalam halaman-halaman novel. Pembaca seringkali terikat pada tokoh-tokoh ini dan ikut merasakan emosi yang mereka alami.
Setting
Setting atau latar adalah tempat dan waktu di mana cerita sebuah novel berlangsung. Setting yang baik membantu membentuk suasana dan atmosfer cerita. Sebuah novel bisa berlatar di tempat yang nyata maupun fiktif, serta dapat berlangsung di masa lalu, masa kini, atau masa depan. Setting yang kuat dapat membawa pembaca masuk ke dalam dunia yang diciptakan oleh penulis.
Bahasa
Bahasa adalah alat utama bagi penulis untuk menyampaikan cerita dalam sebuah novel. Penggunaan bahasa yang baik dapat membuat cerita menjadi hidup dan memikat pembaca. Gaya bahasa penulis, penggunaan dialog, dan deskripsi yang vivid semuanya berperan dalam membentuk pengalaman membaca yang menyenangkan.
Tema
Di balik alur cerita dan karakter-karakternya, sebuah novel seringkali menyampaikan pesan atau tema tertentu. Tema adalah ide atau konsep yang mendasari cerita dan memberikan makna mendalam. Tema dapat berkisar dari cinta, persahabatan, keadilan, hingga konflik antara kebaikan dan kejahatan. Penemuan tema yang tersembunyi bisa menjadi salah satu kesenangan tersendiri bagi pembaca yang cermat.
Hubungan Antara Unsur-Iniunsik Novel
Meskipun kita memisahkan unsur-unsur instrinsik novel untuk tujuan analisis, sebenarnya mereka saling terkait dan saling memengaruhi. Sebagai contoh, karakter-karakter dalam sebuah novel dapat membentuk alur cerita melalui tindakan dan keputusan mereka. Begitu juga, setting yang dipilih dapat mempengaruhi perkembangan tokoh dan tema yang diangkat dalam cerita.
Keindahan dan Kekuatan Sebuah Novel
Unsur-unsur instrinsik ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan keindahan dan kekuatan sebuah novel. Sebuah novel yang kuat akan memiliki alur cerita yang menarik, tokoh-tokoh yang kompleks, setting yang memikat, bahasa yang indah, dan tema yang mendalam. Ketika semua unsur ini berjalan seiring, mereka dapat menciptakan pengalaman membaca yang tak terlupakan bagi pembaca.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah menjelajahi apa itu unsur instrinsik novel. Dari alur cerita hingga tema, setiap elemen ini berperan penting dalam membentuk pengalaman membaca sebuah karya sastra. Dengan memahami unsur-unsur ini, kita dapat lebih menghargai dan menikmati keindahan sebuah novel. Jadi, jangan ragu untuk terus menjelajahi dunia sastra dan temukan keajaiban di setiap halaman novel yang kamu baca. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!
Posting Komentar untuk "Unsur intrinsik novel ronggeng dukuh paruk"